Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabilSource: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Hobi Membaca Tidak
Merusak Mata »
Hobi Membaca Tidak Merusak Mata
Tak perlu dilarang bila si kecil gemar sekali membaca. Yang harus
dijelaskan justru cara membaca yang benar agar tak merusak mata. Sebab,
membaca ternyata tidak berpengaruh buruk pada kesehatan mata asalkan tak
melanggar sejumlah rambu. Apa saja rambu-rambunya?
Lama membaca
Membaca sebaiknya tak lebih dari satu jam. Bila ingin lebih, harus
diselingi istirahat minimal 15 menit sebelum membaca kembali. Namun,
porsi waktu anak membaca sangat bervariasi, bergantung 'jenis' matanya.
Anak yang kemampuan otot-otot fokusnya sangat kuat boleh lebih dari 2
jam tanpa selingan. Mereka biasanya mampu membaca lama tanpa ada
tanda-tanda kelelahan mata seperti kucek-kucek, pedih, atau kedip-kedip.
Bila tidak, Anda perlu mewaspadai hobi si kecil membaca sudah
berlebihan untuk ukuran kemampuan matanya.
Disarankan juga melihat benda-benda berwarna hijau dan warna-warna alam
semisal langit biru. Pengalihan ini membantu lapisan dalam bola mata
yang bertugas menangkap warna dan cahaya hingga terbentuk zona rodopsin.
Adanya zona ini akan mengaktifkan pengikatan rodopsin (salah satu
senyawa vitamin A) sekaligus membantu metabolisme di retina atau selaput
jala.
Posisi saat membaca
Posisi yang baik, duduk dengan tubuh dan kepala tegak; sementara mata
mengarah ke obyek baca pada jarak ideal sekitar 25-30 cm. Posisi tidur
dan tengkurap sebaiknya dihindari karena memperburuk kondisi mata,
terutama bagi mata yang memang sudah bermasalah semisal mata silinder,
minus, maupun plus.
Jika ingin posisi tidur, sebaiknya ganjal menggunakan bantal di punggung
hingga kepala tetap tegak, yakni posisi setengah duduk. Tengkurap,
meski posisi kepala tegak, tetap harus dihindari. Soalnya, dengan posisi
ini ada lekukan di daerah leher yang bakal mengganggu aliran darah ke
otak. Kendala ini akan meninggikan tekanan mata yang nantinya berkembang
jadi gangguan mata lain yang juga tak kalah membahayakan.
Pencahayaan
Saat membaca, idealnya pecahayaan diarahkan ke obyek baca. Untuk warna,
pilih daylight atau cahaya putih, hingga seolah-olah anak sedang membaca
di luar ruangan sewaktu pagi sekitar pukul 10.00 saat udara cerah.
Jangan izinkan si kecil membaca di ruangan remang-remang atau gelap.
Apakah ingin menggunakan lampu pijar atau neon, tak jadi masalah. Yang
penting, ruangan sekitar tempat membaca juga harus sama terang. Lampu
yang dipentingkan bukan cuma besaran watt-nya, tapi juga warnanya.
Jangan pernah gunakan warna kuning, hijau, apalagi merah karena kuning
akan melelahkan mata, sementara hijau akan mengganggu kontras warna
benda-benda yang dilihat.
Besar kecilnya teks
Untuk balita, sebaiknya pilih besar huruf sekitar 1,5 kali besar tulisan
artikel ini (font size 9), atau yang ber-font size 13. Kalau huruf
terlalu kecil, mata harus ekstra berakomodasi atau luar biasa
mencembung. Kalau terlalu lama dan akomodasinya begitu kuat, teks itu
sendiri akhirnya sangat sulit ditangkap.
Untuk lima menit pertama, barangkali belum ada masalah, tapi 10-15 menit
kemudian pasti terasa sulit. Tak heran bila anak mulai mengeluh sakit
kepala, mata berair, mata merah/perih karena mata dipaksa terus
berakomodasi.
Kontras warna
Pada usia-usia tertentu semisal tiga tahun ke atas, anak mulai bisa
diperkenalkan pada warna-warna kontras dan warna lain. Sebaiknya,
pilihkan warna-warna primer yang berani dan ceria (eye catching). Jangan
pernah berikan warna pastel karena untuk melihat warna-warna ini, anak
justru harus menggunakan energi ekstra. Warna-warna pastel boleh saja
diberikan pada usia-usia tertentu, tapi sebaiknya di atas 4-5 tahun
dalam rangka membelajarkan anak melihat warna dengan baik.
Kondisi bergerak
Membaca pada kondisi bergerak semisal di kendaraan yang tak stabil perlu
dihindari. Itu berarti konvergensi dan akomodasi otot-otot begitu
dipaksakan dalam waktu lama hingga memicu kebutuhan alat bantu berupa
kacamata dalam waktu relatif singkat. Satu-satunya membaca dalam kondisi
bergerak yang dibolehkan hanya ketika menggunakan pesawat terbang
karena gerakannya relatif stabil
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/
Source: http://www.optikmelawai.com/eye_info/hobi-membaca-tidak-merusak-mata/491/